Posted by Aji Celestia | 0 comments

Belajar Filosofi Bisnis Jepang (2)

Melihat efek positif dari pelaksanaan kaizen, tentu banyak perusahaan yang ingin melakukan hal yang sama, tak terkecuali Sang Bintang School (SBS), lembaga tempat saya bekerja sekarang. Kami begitu terobsesi tuk menerapkan konsep-konsep manajemen modern, salah satunya Kaizen guna terus menghebatkan perusahaan.

Secara bertahap konsep Kaizen diterapkan melalui CoM (Colourful Management®). CM adalah konsep unik dalam mengevaluasi dan meningkatkan kinerja tim di perusahaan kami. Nah, selain prinsip Kaizen ada prinsip lain yang juga tak kalah penting dalam filosofi bisnis di jepang yaitu Hanseii.

Sebelum Kaizen, Hansei dulu 
Ternyata ada prinsip penting yang harus dilakukan sebelum kita ber "Kaizen" ria. Prinsip yang menjadi dasar pelaksanaan Kaizen, mustahil Kaizen ada tanpanya. Karena prinsip ini pulalah, perusahaan Toyota menjadi begitu sedikit membicarakan tentang kesuksesan dan keberhasilan, mereka memegang prinsip Hansei. Mereka merayakan kesuksesan dengan kerendahan hati.

Apa sih Hansei? Pengen tahu :)? Hansei adalah refleksi diri tanpa kompromi dan bersikap jujur terhadap kelemahan. Perusahaan secara keseluruhan harus melakukan pengakuan atas kesalahan, refleksi diri, kemudian berjanji memperbaiki kesalahan dan menjadikannya lebih sempurna. Tidak hanya itu, perusahaan harus terus mengenali kelemahannya yang ada dan mengubah kelemahan itu menjadi kekuatan sesegera mungkin. Ini menjadi akar dari kaizen.

Hansei = Taubatan Nasuha
Kalo saya boleh meminjam istilah dalam Agama Islam, konsep Hansei mirip dengan Taubatan Nasuha atau taubat sebenarnya. Kenapa demikian? Sebagai contoh : Apa yang anda rasakan pertama kali ketika melakukan kesalahan? Pastinya kita merasakan sedih kemudian anda merenungi diri lalu berjanji nggak akan mengulangi kesalahan itu lagi, dan bahkan segera melakukan sebanyak-banyaknya amal kebaikan. Seperti itulah juga Hansei. Para pekerja di Jepang menjadi begitu sensitif dengan kesalahan-kesalahan hingga yang terkecil. Kesediaan untuk mengevaluasi diri menjadi karakter sebagian besar para pekerja di jepang, khususnya di perusahaan Toyota. Ketika ada kesalahan mereka segera mengakui itu, mencari apa penyebabnya dan segera merencanakan solusi-solusi perbaikan.

Hansei tidak hanya sekedar menjadi pola pikir tetapi dipraktekkan setiap hari sehingga menjadi sikap dan budaya kerja.Jadi jangan heran melihat pekerja jepang, akan menunduk meminta maaf berkali-kali jika melakukan kesalahan. Jika demikian, berarti hampir tiap hari pekerja-pekerja di jepang melakukan Taubatan Nasuha atas bisnis mereka, berjamaah pula!! Duahsyattt!! Maka wajar sajalah untuk ukuran kesuksesan duniawi, mereka sudah benar-benar meraihnya.

Bayangkan ketika wirausahawan muslim melakukan hal yang sama, efeknya dunia akhirat :). Ketika perusahaan sudah mampu membangun pola pikir dan sikap ini diseluruh lapisannya, maka perusahaan akan segera bertranformasi menjadi organisasi pembelajar, dimana Hansei dan kaizen saling menumbuhkan. Perusahaan akan terus belajar tuk berperilaku, belajar mengakui kesalahan, belajar memperbaikinya, berjanji tuk membuat rencana peningkatan dan meraih prestasi yang lebih hebat, makin hebat dan terus hebat! Selamat mempraktekkan!

Yoi ichi nichi o!


By Fahrurrazi
Twitter : @ajicelestia

0 comments: